Menyembuhkan Luka Batin

 

Ada sebuah kisah inspiratif yang dapat saya ambil dari buku pertamaAnthony Dio Martin yang berjudul Emotional Quality Management. Kisahnyabegini.

“Ada sebuah kisah tentang sebuah rumah. yang kebetulandihuni seekor monster yang menetap di ruang bawah tanah. Sang pemilikrumah tahu tentang kehadiran monster itu. Jika merasa terusik, monsteritu akan keluar menjahati, mengganggu bahkan memangsa siapa pun yangada di dalam rumah, kecuali pemilik rumah itu.

Halini membuat si pemilik rumah menyatakan perang dengan si monster.Namun, monster itu tak pernah berhasil diusir keluar. Maka monster itupun dikurung di ruang bawah tanah.

Tetapi, monster itu selalumampu menemukan jalan keluar. Bertahun-tahun, monster itu selalumengancam kehidupan pemilik rumah. Hingga akhirnya, pemilik rumahmemutuskan untuk membiarkan monster itu naik, dan tinggal di ruangdalam. Ruang bawah tanah pun dihancurkannya. Monster itu, ternyatamerasa tidak tahan terus-
terusan tinggal di dalam rumah. Monster itu pun pergi…. Selamanya!”

Kisahdi atas saya pakai untuk menggambarkan soal berbagai ‘monster’kepahitan, rasa sakit, luka ataupun kepedihan yang kita simpanterus-menerus dalam diri kita.

Hikmahnya, selama tidak pernahdiselesaikan, kepedihan itu akan terus-menerus menghantui danmengganggu kehidupan kita. Itulah sebabnya, ada benarnya saat MiltonWrad, penulis buku The Brilliant Function of Pain (Fungsi Brilian dariRasa Sakit),
mengatakan, “Fearing pain, fighting pain, avoiding painor ignoring pain, only increasing it. Flow with it”. Artinya, ketakutanpada rasa sakit, melawan rasa sakit, menghindari rasa sakit danmengelak dari rasa sakit hanya akan meningkatkan rasa sakit kita.Mengalirlah
dengan rasa sakit itu. Hal ini terutama benar, khususnya kalau kita bicara soal rasa sakit emosional.

Setiaporang pastilah pernah memiliki luka emosional. Bagi segelintir orang,luka tersebut menjadi luka batin berkepanjangan. Namun, di pihak lainada yang bisa memilih untuk tidak menjadi terhambat karena luka-lukatersebut.

Saya ingat, ada dua wanita yang pernah dilecehkansecara seksual oleh orangtuanya. Satunya hidup menderita dan mulaimembenci semua laki-laki. Satunya lagi, bisa belajar memaafkan danmemulai lembaran hidup baru dengan lebih berhati-hati memilih pasangan.

Wanitayang kedua ini, bisa kembali menjalani hidupnya secara tegar. Saatditanya, bagaimana filosofi hidupnya dan mengapa dia bisa bertahan,jawabnya sederhana, “Pain is inevitable. Suffering is optional.”(mengalami rasa sakit itu lumrah, tidak akan terhindari.
Tapi menderita itu adalah soal pilihan kita). Sebuah filosofi hidup yang menarik.

6 Langkah

Adabaiknya juga jika kita menggunakan momen berpuasa bukan hanya sekadarmenahan lapar dan haus, melainkan juga untuk membereskan luka-luka padadiri kita.
Secara psikologis, ada enam langkah proses penyembuhan luka batin yang bisa kita lakukan pada diri kita.

Pertama,identifikasi. Yakni mengidentifikasikan kembali isu-isu lama yangpernah membuat Anda terluka. Banyak orang enggan melakukannya, karenatakut membangunkan ‘monster’ yang tertidur.

Namun, selama hanyaditimbun dan tidak diselesaikan secara tepat, maka monster ini akanterus-menerus mencari cara mengganggu kehidupan kita. Cara terbaikadalah menghadapinya dengan gagah berani dan sikap yang positif. Itulahsikap terbaik menghadapi luka-luka lama kita.

Kedua, kaitkan.Tanyakanlah pada diri Anda bagaimana luka-luka batin itu berpengaruhterhadap kehidupan Anda sekarang. Bagaimanakah hal itu menggangguproses Anda sekarang. Kaitkan isu lama Anda dengan situasi yang Andaalami sekarang.

Biasanya luka batin serta pengalaman takmenyenangkan pada masa lampau memberikan pengaruh terhadap apa yangterjadi saat ini. Semakin banyak Anda terpengaruh, semakin Anda perlumembereskan.

Ketiga, pikirkan. Pikirkan apa yang mau diubah.Pikirkan pula, apa akibatnya bagi diri Anda jika hal tersebut dapatdiubah dan diselesaikan. Pikirkan pula apa akibatnya jika ternyata Andatidak mengubahnya sama sekali.

Keempat, afirmasi. Di langkahkeempat ini, lakukanlah afirmasi terus-menerus kepada diri sendiri,bahwa Anda perlu, ingin serta memilih untuk berubah. Berlajarlah untukmengatakan, “Luka ini menyiksaku, tetapi saya lebih kuat dan saya inginmenyelesaikan sehingga luka ini tidak lagi menghalangi hidupku”, Ayo.Diriku lebih kuat dari luka ini.” Saya tidak akan membiarkan luka inimengganggu hidupku. Itulah pilihanku”.

Kelima, ventilasi emosi.Di sinilah kita ditantang untuk memventilasikan emosi kita secarapositif. Arti sederhananya, Anda perlu mencari cara untuk menyalurkankemarahan tersebut secara sehat. Hal ini dapat dilakukan denganberbagai aktivitas atau
kegiatan seperti menulis diary, membagikandengan orang lain, berbicara dengan seorang ahli, berolah raga, yoga,meditasi, dan masih banyak aktivitas lainnya.

Akhirnya, tahapkeenam penyembuhan. Di sinilah kita mencoba melakukan prosespenyembuhan baik secara mental maupun spiritual. Dalam tahapan ini,kita bisa membingkai ulang dengan memaknai secara berbeda apa yangterjadi ataupun mengganti kesan kita yang negatif soal luka itu, denganpikiran positif.

Sebenarnya, hingga di langkah keenam ini, kitasudah menyelesaikan secara pribadi. Namun, jika diperlukan, langkah inipun bisa dilanjutkan dengan menyelesaikan hal ini dengan penyebab lukabatin Anda yang masih hidup.

Misalkan ada seorang anak dariistri pertama yang diusir keluar rumah oleh ayahnya, setelah ayahnyamenikah dengan istri kedua. Hal ini menimbulkan luka batin cukup lama,tapi akhirnya setelah belajar proses di atas, dia bisa meneleponpapa-nya dan mengatakan, “Papa, meskipun papa pernah usir saya dan sayaterluka, saya mau bilang
saya memaafkan papa hari ini.”Bertahun-tahun kemudian, saat ditanya sahabatnya bagaimana dia mampumelakukannya, dia hanya berkata, “Saya menerima papa untuk menunjukkanbahwa diri saya lebih baik dari diri papa!”

Dalam kesempatan inipula, mari kita belajar perlakukan luka batin kita dengan ramah. Lihatkembali luka itu, dan jangan ditolak. Belajarlah menerima kenyataaandan perlakukan rasa sakit kita tersebut dengan ikhlas. Itu semua adalahpelajaran penting dalam hidup kita.

Hingga akhirnya, kita harusbelajar mengatakan “Terima kasih luka batinku. Ini nggak nyaman tapiterima kasih. Kau sudah memberikan pelajaran penting bagi hidupku!”.Pada akhirnya, semua luka batin yang tersembuhkan dalam hidup kita akanmenjadi kebijaksanaan yang penting.

Itulah sebabnya orangmengatakan, “Wisdom is a healed pain”. Begitulah. Rasa sakit dan lukabatin yang telah disembuhkan, akan menjadi kebijaksanaan baru buatkita! Selamat menjalankan ibadah puasa dengan hati yang damai.

Sumber: Menyembuhkan Luka Batin oleh Anthony Dio Martin, Managing Director HR Excellency
Menyembuhkan Luka Batin 4.5 5 DimazRian Ada sebuah kisah inspiratif yang dapat saya ambil dari buku pertamaAnthony Dio Martin yang berjudul Emotional Quality Management. Kisahnyabe...