Meskipun seringkali saya diperkenalkan diberbagai kesempatan sebagai “Motivator Muda”, disetiap kesempatan yang saya dapatkankan itu pulalah saya selalu berusaha untuk meluruskan 'profesi' itu.
Yang selalu saya bilang, “Saya BUKAN motivator. Kenapa? Karena saya ngga akan pernah bilang bahwa Agan pasti sukses! Saya juga ngga pernah dan ngga akan pernah berusaha untuk memotivasi siapapun. Saya hanya sharing apa yang saya tau. Semoga apa yang saya share bisa menjadi inspirasi.”
Kenapa saya bilang begitu? Karena menurut saya: “Yang bisa didapatkan dari mana aja itu adalah inspirasi, sementara motivasi, sesungguhnya hanya datang dari dalam diri sendiri.” <- BUKAN dari orang lain.
Jadi, Kaskuser, tolong diingat ya,… saya BUKAN motivator. Nah, di tulisan saya “Hidup Ini SUSAH! (part 2)” ini, saya akan menguatkan apa yang saya sampaikan, bahwa saya memang bukan seorang motivator. Begini…
Pada kenyataannya, semua orang mau sukses. Tapi, kita semua juga tahu bahwa yang sukses hanya sedikit. Selebihnya, belum atau bahkan ngga bisa mencapai sukses (apapun definisi sukses menurutnya).
Coba saya tanya. Berapa banyak kisah yang Agan tahu, tentang orang yang sudah berusaha semaksimal mungkin (menurutnya), dan terus-terusan gagal? Bandingkan, berapa banyak kisah yang Agan tahu, tentang orang yang berhasil mencapai kesuksesan. Mungkin perbandingannya, 1000 kisah gagal : 1 kisah sukses?
Kalau perbandingannya demikian, berarti hanya ada 1 orang sukses di antara 1,000 orang yang gagal. Dan gagal itu identik dengan ‘hidup susah’. Jelasss, orang yang gagal lah yang akan bilang “Hidup ini susah.”
Biasanya, kisah inspiratif yang ‘ngetop’ adalah kisah yang dialami oleh orang miskin yang mampu membalikkan nasibnya. Dia mampu menjadi orang kaya. Kalau bicara kisah seperti ini, saya rasa rasionya bukan lagi 1,000 : 1, tapi 100,000 : 1. Dengan kata lain, dari 100,000 orang miskin, hanya 'akan ada' 1 orang kaya. Ini hanya rasio tebakan saya belaka, dan hanya sebuah ilustrasi sehingga mudah dicerna; ngga perlu diperdebatkan ya.
Inti yang saya mau sampaikan di sini adalah, bahwa untuk bisa meraih sebuah kesuksesan itu ngga gampang. Apalagi untuk bisa sukses di beberapa bidang.
Untuk bisa sukses, jangan pernah berharap pada keberuntungan. Jangan juga bilang bahwa hidup Agan 'mengalir' saja. Ingat, mengalir itu layaknya air,... hanya akan ke tempat yang lebih rendah. Siap untuk nanti diakhir hidup, Agan akan lebih 'rendah' daripada ketika Agan dilahirkan di dunia ini?
Saya belum pernah bertemu dengan Tuhan, tapi saya yakin bahwa Tuhan itu Maha Baik. Untuk Agan yang mencari alasan untuk ngga sukses, untuk malas,… saya mau kasih ilustrasi dengan angka 0 sebagai kegagalan, dan angka 10 sebagai kesuksesan:
1. Si A adalah orang yang merasa bahwa setiap orang sudah ada takdirnya, dan berpendapat bahwa apapun yang dia lakukan, hasilnya pasti sesuai dengan kehendak Tuhan, jadi dia membiarkan hidupnya 'mengalir' saja. Dia jadi malas, ngga berusaha keras. Karena kemalasannya, posisi dia di angka 1. Karena Tuhan Maha Baik, si A diberikan pertolongan 3 angka. Di akhir hidupnya, si A bernilai 4.
2. Si B adalah orang yang rajin. Dia berpendapat bahwa terlepas dari Tuhan itu Maha Baik, dia harus berusaha di dalam hidup ini. Posisi dia di angka 5. Karena selain Tuhan Maha Baik, Dia juga Maha Adil, jadi si B diberikan pertolongan 3 angka. Di akhir hidupnya, si B bernilai 8.
Yang saya sampaikan ini hanyalah sebuah ilustrasi yang saya harap bisa membuka pemikiran Agan-Agan yang malas dan menggunakan Tuhan Maha Baik dan nasib sebagai alasan.
Lalu, apakah benar hidup ini susah? Jawaban saya, “Ya, bagi mereka yang belum berhasil mencapai arti sebuah kesuksesan…”
Selain malas dan mudah menyerah, menurut Agan, kenapa lebih banyak orang yang belum, atau ngga sukses? Apa penyebabnya?
Tunggu tulisan saya berikutnya, masih tentang “Hidup ini SUSAH” part#3.