Sejarah & Keindahan Pulau Santorini dan Thira di Yunani

 

Sunset di Oia, Santorini (Tjahjadi Nurtantio)
Ketika penulis menjejakkan kaki kembali di Pulau Santorini Mei 2009 yang lalu, banyak hal telah berubah dibandingkan 15 tahun sebelumnya. Pemukiman utama yang dahulu berkarakter desa telah mendekati ukuran kota kecil. Yang tersisa adalah jalan-jalan sempit di antara perumahan berwarna putih artistik di atas tebing merah raksasa yang menyembul di tengah laut biru. Singkatnya, Santorini adalah pemukiman putih di atas tebing merah, dan keduanya dirangkum oleh laut nan biru dan langit yang tak berawan. Perumahan warga telah banyak tergeser oleh penginapan dan kedai minum, keledai, turis, budget travellers-tamu kapal pesiar, backpackers Eropa, honeymooners Asia dan shoppers Rusia.

Pulau Santorini sekarang merupakan satu tujuan utama persinggahan kapal-kapal pesiar di Laut Tengah yang membuatnya kerap dipadati oleh wisatawan mancanegara, dengan puncaknya sekitar pertengahan Juni setiap tahunnya. Tidak mengherankan, pulau ini merupakan salah satu tujuan utama Yunani, negeri di Laut Tengah dengan sejarah maritim yang panjang. Tetapi untuk mereka yang membuka inderanya, pulau ini masih banyak menyimpan unsur-unsur tradisional yang mempesona.


Menurut legenda, pulau ini terbentuk dari sebongkah tanah yang dilempar ke laut dari Argo, kapal mitologi Yunani. Dalam sejarahnya, pulau ini pernah bergantian (antara lain) menjadi koloni dari Kerajaan Sparta(sekarang terletak di Semenanjung Peloponnes, Yunani, mereka adalah pemberi nama Thira - "the wild") dan Kerajaan Venesia (sekarang di Italia) yang membangun sebuah gereja kecil bernama Santa Irene atau dalambahasa Yunani: Agia Irini dan akhirnya menjadi Santorini. Nama ini masih lazim digunakan hingga sekarang walaupun sejak berdirinya Yunani moderen - nama resminya adalah Thira.

Pulau unik ini adalah sisa dari sebuah gunung berapi di tengah laut, yang dalam 2 juta tahun terakhir telah meletus setidaknya 12 kali. Akibat dari letusan-letusan dahsyat itulah pulau ini mendapat bentuk sekarangnya yang unik seperti bulan sabit.

Desa Oia di tepi laut (Tjahjadi Nurtantio)Pada satu sisinya, pulau ini merupakan jurang terjal dengan ketinggian sekitar 300 m. Inilah sisi yang pada awalnya merupakan kaldera gunung berapi dan sekarang merupakan daya tarik utama pulau tersebut karena pemandangannya yang memukau, bagaikan dinding raksasa yang muncul dari permukaan laut.

Sisi lain dari pulau ini terbentuk oleh lereng gunung yang relatif landai. Sekarang sisi ini adalah daerah di mana kita masih dapat menemukan kehidupan desa tradisional dengan kebun-kebun anggur, terong putih, tomat cherry dan buah zaitun serta keledai sebagai hewan pengangkut barang. Di Santorini moderen biasanya kita akan menemukan keledai sebagai atraksi turis, antara lain sebagai hewan tunggangan di jalan setapak yang menelusuri dinding kaldera. Semua ini diselingi oleh pantai-pantai yang sangat mengundang keinginan kita untuk mencelupkan kaki sejenak di Laut Tengah.

Red Beach di Oia yang tenang (Tjahjadi Nurtantio)Thira atau Santorini hanya memiliki panjang sekitar 17 km dengan lebar 6 km sehingga dengan mengendarai - segala penjuru pulau dapat ditempuh dalam waktu maksimum 50 menit. Atraksi yang ditawarkan adalah promenade atau hiking di sepanjang kaldera dengan pemandangan menakjubkan antara Firadan Oia, Pantai Merah yang cocok untuk berenang, Oia dengan pemandangan spektakulernya saat matahari terbenam, daerah temuan arkeologis Akrotiri, Thira kuno, scuba diving atau sekedar snorkling di laut jernih bagai kristal dan -untuk para pasangan baru- tentunya merupakan "honeymoon spot" yang sangat romantis. bus atau skuter.

Gereja Berkubah Biru di Desa Oia (Tjahjadi Nurtantio)Arsitektur berwarna putih penuh lengkungan artistik serta bangunan gereja ortodoks dengan kubah biru merupakan ciri khas lain dari pulau ini.

Bangunan tradisional Santorini mempergunakan bahan-bahan alami dari batuan vulkanik yang berpori, sangat cocok dengan iklim setempat. Di musim panas ruangan tetap sejuk karena udara panas tertahan di luar, sebaliknya di musim dingin udara hangat tertahan di dalam rumah.

Selain pemandangan alam dan arsitektur, jangan lupa mencoba masakan khas Santorini yang terdiri dari produk khas pulau ini seperti terong putih, tomat cherry, dan ikan serta oktopus (gurita) segar. Tapi jangan berharapmendapat ikan segar pada puncak musim liburan, karena overfishing di Laut Tengah - para nelayan setempat tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan perut para pelancong. Sebagai pelengkap masakan laut tersebut, tentunya minuman anggur Santorini yang khas dan telah dikenal di seluruh Yunani.

Cumi raksasa yang dijemur sebelum diolah menjadi masakan lezat khas Oia (Tjahjadi Nurtantio)
Gereja Berkubah Biru difoto dari kejauhan (Tjahjadi Nurtantio)
Tempat Shopping di Fira (Tjahjadi Nurtantio)

Info perjalanan:

Kata Yunani (Greece, Grecia dalam bahasa Latin-nya) ternyata berasal dari bahasa Arab: Ionia. Yunani adalah anggota Uni Eropa, WNI memerlukan visa kunjungan.

Mata uang: Euro, mudah diperoleh dari ATM atau tempat penukaran uang asing baik di pelabuhan udara dan pusat-pusat wisata. Credit card diterima di kebanyakan hotel dan toko besar.

Ibu kota Athena merupakan gerbang utama bagi penerbangan internasional dari mancanegara. Dari bandara Athena, para wisatawan dapat mengambil bus shuttle ke pelabuhan ferry di Piraeus, kemudian menempuh perjalanan menjelajahi Kepulauan Cyclades, setelah sekitar 5 jam maka tibalah kita di Pulau Santorini. Sekali perjalanan sekitar 33 Euro. Dengan pesawat terbang dari Athena sekitar 150 Euro.

Pemukiman terbesar di Pulau Santorini adalah Fira dan Oia (baca: ia), di mana kita temukan hotel atau apartemen berbagai kelas, restoran, bank dan ATM, pusat informasi wisata, penyewaan mobil maupun motor (juga skuter dan atv/quad) maupun fasilitas lainnya.

Kamar sederhana mulai 25-30 Euro (Dormitory mulai 10 Euro), di sepanjang kaldera dengan "caldera view" mulai 80 Euro. Taxi dari pelabuhan ke sudut pulau (Oia) sekitar 30 Euro. Bus antara 1,70 dan 2,40 Euro sekali jalan. Sewa mobil mulai 25 Euro, skuter otomatis 12 Euro per hari. Makan malam sederhana termasuk salad, roti, menu utama dan anggur untuk 2 orang sekitar 25 Euro. Snack khas Yunani seperti roti berisi bayam dan keju dari susu kambing dijual di tempat-tempat umum seperti terminal bus, pelabuhan, pusat wisata, biasanya sekitar 1,50 Euro.

Pemandangan Caldera di Santorini (Tjahjadi Nurtantio)

Selama puncak musim berlibur mulai Juni hingga September, disarankan melakukan pemesanan kamar hotel sebelumnya, saat itu penduduk pulau ini melonjak dari sekitar 20.000 menjadi sepuluh kali lipat! Selama "low season" kita dapat melancong secara individu tanpa reservasi sebelumnya. (Erabaru/tjn)

Sejarah & Keindahan Pulau Santorini dan Thira di Yunani 4.5 5 DimazRian Ketika penulis menjejakkan kaki kembali di Pulau Santorini Mei 2009 yang lalu, banyak hal telah berubah dibandingkan 15 tahun sebelumnya. ...